Animalifenews.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Korea Institute of Science and Technology (KIST) dan Korea Invention Promotion Association (KIPA) dalam kerja sama strategis untuk membangun Sustainable Smart Greenhouse (SSGH) di Indonesia. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pada akhir Maret, 2025, di Jakarta.
Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan teknologi
pertanian berbasis riset dan inovasi Proyek rumah kaca pintar seluas 2.000 m²
tersebut akan dibangun di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno BRIN, Bogor.
Proyek ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan
mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
![]() |
Foto.Kerja Sama BRIN-KIST-brin.go.id |
KIST adalah institusi riset terkemuka di Korea Selatan (Korsel) yang
berfokus pada pengembangan teknologi dan inovasi di berbagai sektor, termasuk
pertanian, energi, dan kesehatan. KIST memiliki rekam jejak yang solid dalam menerapkan riset untuk
memecahkan tantangan global. Sedangkan KIPA adalah organisasi yang mendukung
inovasi dan perlindungan hak kekayaan intelektual. KIPA berperan penting dalam
memfasilitasi perkembangan teknologi dan paten, serta mendukung perlindungan
hak cipta di Korea Selatan dan negara-negara mitra.
Perjanjian ini mencakup berbagai aspek penting, mulai
dari riset dan pengembangan teknologi, pertukaran peneliti, hingga pelaksanaan
proyek bersama yang direncanakan berlangsung hingga tahun 2027. Sebagai bagian
dari kerja sama ini, BRIN juga menerima hibah SGH dengan luas sekitar 2.000 m²,
yang akan dibangun di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno BRIN, Bogor.
Dalam siaran persnya, Kepala Pusat Riset Sistem
Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) Nugroho Adi
Sasongko menyampaikan harapannya bahwa proyek SGH ini akan menjadi model yang
dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia, guna mendukung ketahanan pangan
nasional, sesuai dengan salah satu tujuan Asta Cita Presiden.
Nugroho juga menjelaskan bahwa kerja sama dengan KIST
akan berfokus pada penelitian dan pengembangan SGH, sementara dengan KIPA,
kerja sama ini akan mengarah pada riset, pengembangan, serta perlindungan hak
kekayaan intelektual terkait inovasi SGH di Asia.
Plt. Sekretaris Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan
Inovasi BRIN, Indriyani, menekankan pentingnya eksekusi yang cepat dan tepat
pasca penandatanganan perjanjian kerja sama. Ia juga menegaskan bahwa ada
kebutuhan untuk pendampingan terkait dokumen administrasi dan regulasi, guna
memastikan kelancaran pengiriman material ke lokasi proyek.
Selain itu, perwakilan Biro Hukum dan Kerja Sama
BRIN, Syafira Yasmin Nasution, juga mengingatkan pentingnya pengecekan lapangan
sebelum dan sesudah serah terima, dan dokumen perjanjian harus didaftarkan ke
Kementerian Keuangan serta disinkronkan dengan Badan Pemeriksa Keuangan.
Pembangunan SSGH diperkirakan memakan waktu sekitar
enam bulan, dengan target penyelesaian pada pertengahan tahun 2025. Berita
Acara Serah Terima (BAST) proyek ini direncanakan pada Juni 2025, dengan masa
garansi dan pemeliharaan operasional hingga Juni 2027.”
Dr. Lee dari KIST menegaskan
bahwa proyek ini merupakan bagian dari Official Development Assistance (ODA)
Korea. "Kami
berkomitmen mendukung riset bersama BRIN melalui proyek SGH ini. Kami berharap
tim infrastruktur BRIN dapat segera menyelesaikan land clearing agar tahap
berikutnya dapat berjalan sesuai rencana," ujar Dr. Lee. Sebagai bagian
dari pengawasan proyek, KIST akan menempatkan tenaga ahli untuk mendampingi
operasional SGH serta memberikan pelatihan kepada para peneliti PR SPBPDH dan
teknisi BRIN. Setelah proyek riset selesai pada tahun 2027, SGH akan diserahkan
sepenuhnya kepada BRIN untuk operasional selanjutnya.
“Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Indonesia
akan semakin maju dalam pemanfaatan teknologi pertanian berbasis sains dan
inovasi. Selain itu, proyek ini juga memperkuat hubungan bilateral antara
Indonesia dan Korea Selatan dalam bidang riset dan pengembangan, terutama dalam
menghadapi tantangan ketahanan pangan dan pembangunan pertanian yang
berkelanjutan.” Jelas Nugroho di sela-sela pertemuan tersebut.
“Kerja sama antara BRIN, KIST, dan KIPA diharapkan
menjadi langkah besar menuju pengembangan teknologi pertanian yang
berkelanjutan dan inovatif di Indonesia.” tandas Nugroho. (Dda/Ril)
0 Komentar