Animalifenews.com – Ekspor Porang atau iles-iles dari Jawa Tengah (Jateng) ke negara Tiongkok terus meningkat cukup signifikan. Tanaman ini bermanfaat sebagai salah satunya bahan baku tepung. Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Jateng mendukung kegiatan akselerasi ekspor dengan memfasilitasi ekspor porang asal Jateng ke pasar Tiongkok ini.
![]() |
Foto.Buah Porang-petaniporang.id |
“Terutama
setelah Pemerintah Indonesia dan Tiongkok melalui The General Administration
of Customs of the People's Republic of China, (GACC) menyepakati protokol
persyaratan inspeksi dan karantina untuk serpih porang, tanggal 28 Nopember
2021,” ujar Sokhib.
Menurutnya,
dalam mendukung akselerasi ekspor pihaknya secara intens melakukan bimbingan
teknis, sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan
ekspor, meningkatkan sinergisitas instansi terkait serta memberikan kemudahan
untuk bagi eksportir dalam perijinan supaya proses ekspornya cepat.
Nilai Ekonomis
Rp 20 Miliar
Sokhib
menjelaskan, berdasarkan data Barantin Electronic System for Transaction and
Utility Service Technology (BEST TRUST) Karantina Jateng fasilitasi ekspor
serpih porang selama triwulan I tahun 2025 sebanyak 316 ton dengan nilai
ekonomis Rp 20 miliar.
Hal ini
meningkat sebanyak 82,65 % dibanding periode sama tahun
2024 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 173 ton dengan perolehan
nilai ekonomi Rp. 2 miliar.
Dikatakan
Sokhib porang merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan Jateng.
Biasanya diekspor dalam bentuk serpih kering. Salah satu produsen porang dalam
bentuk serpih kering yaitu CVFTI di Pemalang yang telah mendapat registrasi
dari Tiongkok.
“Komoditas
porang ini menjadi primadona pasar Tiongkok sehingga menjadi peluang
petani porang untuk mengembangkan produksinya,” imbuhnya.
Hal ini
sejalan dengan program prioritas Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean
bahwa karantina terus mendorong komoditas porang yang sudah memiliki pasar
ekspor sebagai upaya percepatan peningkatan ekonomi daerah, dengan melakukan
pendampingan dalam pemenuhan persyaratan kesehatannya, dan mendorong pelaku
usaha meningkatkan kemampuan kualitas produknya, melakukan pengawalan
percepatan layanan serta jaminan keberterimaan di negara tujuan.
Lebih
lanjut Sokhib menjelaskan bahwa Karantina Jateng terus mendukung
akselerasi ekspor porang dengan melakukan pendampingan kepada mitra karantina,
supervisi, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan agar produk tersebut
mampu berdaya saing di pasar global.
“Diharapkan
kebutuhan porang makin mendunia selain memenuhi kebutuhan pangan juga dapat
dikembangkan untuk bahan baku produksi non pangan,” pungkas Sokhib. (Dda)
0 Komentar