Animalifenews.com – Serat kulit nanas asal Prabumulih, Sumatera Selatan, memiliki potensi besar untuk menembus pasar global, terutama untuk industri tekstil dan kerajinan. “Kami memastikan sampel serat kulit nanas ini sehat dan memiliki kualitas yang baik. Ini merupakan langkah penting untuk membuka peluang ekspor serat kulit nanas asal Prabumulih ke pasar global,” ujar Kepala Karantina Sumatera Selatan Kostan Manalu dalam siaran pers di Palembang, awal pekan ini.
![]() |
Foto.Serat kulit nanas sedang dicek petugas Karantina Sumsel-karantinaindonesia.go.id |
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina)
Sumatera Selatan, Badan Karantina Indonesia (Barantin) memperkuat hilirisasi
dan industrialisasi Indonesia dengan memfasilitasi pengiriman sampel serat
kulit nanas ke Spanyol.
Serat kulit nanas asal Prabumulih, menurut Kostan,
memiliki potensi besar untuk menembus pasar global, terutama untuk industri
tekstil dan kerajinan. Pengiriman sampel ke negeri matador ini
diharapkan dapat menjadi pintu gerbang untuk ekspor skala besar di masa
mendatang.
“Kami berharap ekspor
langsung dari Sumsel dapat berkelanjutan, membawa manfaat ekonomi bagi petani
dan pengusaha lokal di Prabumulih, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional. Selama ini komoditas tersebut dilalulintaskan antar-area terlebih
dahulu, kemudian diekspor dari Jakarta,” imbuhnya.
Proses pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mulai
dari pengecekan dokumen hingga pemeriksaan fisik produk. Kostan juga
mengungkapkan bahwa selama ini pengiriman serat nanas masih melalui Jakarta
karena keterbatasan pemahaman calon eksportir mengenai prosedur ekspor.
“Melalui bimbingan intensif dari Karantina Sumsel,
kini eksportir telah memahami prosedur ekspor dan mampu mengekspor langsung
dari Sumatera Selatan. Hal demikian sejalan dengan pernyataan Kepala Barantin
Sahat M. Panggabean, bahwa dengan digitalisasi dapat tertelusur atau traceability
untuk asal komoditas,” jelasnya.
Dilansir data Badan Pusat Statistik, Prabumulih
merupakan sentra produksi nanas. Sumatra Selatan menghasilkan sebanyak 477,43
ribu ton pada 2023. Sumatera Selatan sendiri merupakan daerah penghasil kedua
terbesar nanas setelah Provinsi Lampung sebanyak 722,85 ribu ton.
Karantina Sumatera Selatan berkomitmen untuk terus
memfasilitasi perdagangan dalam negeri maupun global dan mendukung produk lokal
dapat menembus pasar global. Masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk selalu
mematuhi prosedur karantina guna memastikan produk yang diekspor bebas dari
hama penyakit dan memenuhi persyaratan negara tujuan. (Dda/Ril)
0 Komentar