Animalifenews.com – Kementerian Transmigrasi akan memberikan beasiswa kepada semua generasi muda yang mau menimba ilmu di IPB University melalui program beasiswa Sarjana Terapan (D4) hingga program Doktor (S3) untuk ditempatkan di kawasan-kawasan transmigrasi. Program ini dilakukan, menurut Mentrans, karena transmigrasi bukan Cuma pembinaan penduduk tetapi juga pembangunan kewilayahan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Transmigrasi
(Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara saat berkunjung ke Kampus IPB Dramaga
di Bogor, awal pekan ini.
Foto.Kunjungan Menteri Transmigrasi ke Kampus IPB-ipb.ac.id
Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan yang
dilakukan Rektor IPB University sebelumnya ke Kementrans. Selain melakukan diskusi, Mentrans juga turut
mengunjungi fasilitas yang dimiliki IPB University, di antaranya Smart
Greenhouse di Leuwi Kopo dan Agribusiness and Technology Park (ATP) di
Cikarawang, Dramaga, Bogor.
Dalam momen itu, Mentrans Iftitah mengungkapkan
transmigrasi bukan hanya pembinaan penduduk tetapi pembangunan kewilayahan
untuk peningkatan kesejahteraan dan pembangunan kawasan ekonomi transmigrasi
yang terintegrasi.
“Fokus kami adalah menciptakan kawasan transmigrasi
dengan pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan,” ujarnya seperti ditulisa laman
ipb.ac.id.
Transmigrasi Patriot
Ia juga menyinggung salah satu program unggulan
Kementrans, yakni Transmigrasi Patriot. Tim Ekspedisi Patriot ini akan bertugas
melakukan penelitian dan pemetaan kawasan transmigrasi terkait potensi yang
dimiliki di kawasan.
“Selain itu, kita memberikan beasiswa kepada semua
generasi muda yang mau menimba ilmu di IPB University melalui program beasiswa
Sarjana Terapan (D4) hingga program Doktor (S3) untuk kami tempatkan di
kawasan-kawasan transmigrasi,” ujarnya.
Iftitah juga menyebut program pengabdian IPB
University “Dosen Pulang Kampung” sebagai program yang cukup brilian.
Menurutnya, program ini berpeluang untuk dikolaborasikan dengan Transmigrasi
Patriot.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengaku siap
mendukung kebijakan Kementrans, khususnya untuk pembangunan kawasan
transmigrasi yang berbasis pertanian.
“Fasilitas yang kami miliki bisa menjadi salah satu
pertimbangan dan menjadi contoh ekosistem untuk para petani yang menjalani
program transmigrasi. Dengan demikian, diharapkan program ini sukses
menghasilkan produk pertanian yang unggul di kawasan transmigrasi,” paparnya.
Masih dalam rangka penjajakan kerja sama Transmigrasi
Patriot, pada waktu bersamaan, Sekolah Pascasarjana (SPs) dan Fakultas Ekonomi
dan Manajemen (FEM) IPB University menerima audiensi dari Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (PEMT)
Kementrans.
Pertemuan berfokus pada pelaksanaan program strategis
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di kawasan transmigrasi
melalui pemberian beasiswa jenjang S2 dan S3, serta pengiriman Tim Ekspedisi
Patriot untuk riset dan pemberdayaan masyarakat secara langsung di lapangan.
“IPB University menyambut baik peluang kolaborasi ini
dan siap berperan aktif sebagai mitra strategis dalam mencetak generasi muda
unggul yang berdedikasi membangun kawasan transmigrasi yang mandiri, produktif,
dan berkelanjutan,” ujar Wakil Dekan SPs bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan
Alumni, Prof Yusli Wardiatno.
Dalam pertemuan ini juga dibahas skema kerja sama
tripartit antara Kementrans, perguruan tinggi induk seperti IPB University, dan
perguruan tinggi lokal, khususnya dalam pelaksanaan perkuliahan hybrid serta
integrasi program dengan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
Program Transmigrasi Patriot dirancang untuk
dilaksanakan di sepuluh kawasan transmigrasi prioritas, yakni: Kawasan
Transmigrasi (KT) Barelang (Batam, Kepulauan Riau), KT Salor (Merauke, Papua
Selatan), KT Senggi (Keerom, Papua), KT Melolo (Sumba Timur, Nusa Tenggara
Timur), KT Lamunti-Dadahup (Kapuas, Kalimantan Tengah), KT Telang (Banyuasin,
Sumatera Selatan), KT Tubbi Taramanu (Polewali Mandar, Sulawesi Barat), KT
Mesuji (Lampung), KT Maloy Kaliorang (Kutai Timur, Kalimantan Timur), dan KT
Pulau Morotai (Maluku Utara). (Dda/Ril)
0 Komentar