Animalifenews.com — Tiga mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), Yesha Aurellya, Christopher Reynard Jose, dan Luisa Carmel berhasil meraih juara dalam lomba yang bertema penurunan tingkat pembuangan limbah padat dari perusahaan ke landfill atau Engineering Case Study Competition (ECSC). Mereka juara pertama dalam rangkaian kompetisi Indonesia Chemical Engineering Challenge (IChEC) 2025 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB (HIMATEK ITB). Ketiganya tergabung dalam tim Tebink di bawah bimbingan Ardiyan Harimawan, S.T, M.Eng., Ph.D.
![]() |
Foto.Mahasiswa Tehnik Kimia ITB keluar sebagai Juara I di IChEC |
Perlombaan yang diikuti
mengusung tema “Initiate Material and Process Technology Improvement to
Create the Future of Green Industry” dan berkolaborasi dengan April Group.
Peserta diminta memberikan solusi inovatif terkait cara menurunkan tingkat
pembuangan limbah padat dari perusahaan ke landfill dengan
target tertentu berdasarkan data yang diberikan.
Guna menjawab permasalahan
tersebut, tim Tebink mengajukan solusi berjudul “Sustainable Valorization of
the Pulp and Paper Waste into Value-added Products: Paper Fillers and Biochar”.
Solusi yang diajukan yakni mengubah limbah menggunakan prinsip waste to
value dan waste to energy. Waste to value diwujudkan
melalui produk precipitated calcium carbonate (PCC) yang dapat
digunakan sebagai bahan filler pembuatan kertas. Sementara
itu, waste to energy diwujudkan melalui produk biochar hasil
pirolisis. Dengan demikian, limbah yang dihasilkan dapat digunakan kembali dan
bermanfaat.
Seperti ditulis laman itb.ac.id
rangkaian perlombaan dilaksanakan sejak Januari hingga Februari 2025, yang
terdiri atas babak preliminary dan final. Pada babak preliminary,
setiap tim mengirimkan proposal terkait solusi yang ditawarkan. Selanjutnya,
babak final berupa presentasi dilaksanakan di Labtek X Teknik Kimia ITB pada
Sabtu (8/2/2025). Setelah melalui semua rangkaian yang ada, tim Tebink
ditetapkan menjadi juara pertama dalam ajang perlombaan ECSC IChEC 2025.
Dalam menjalani perlombaan,
tim mengalami tantangan dan kendala. Tantangan terbesar yang dirasakan oleh
salah seorang anggota tim, Carmel, yakni dalam mempertahankan motivasi untuk
mengerjakan. Menurutnya, proses pengerjaan yang dilaksanakan saat liburan
membuat tim harus terus memotivasi diri mereka untuk mengerjakan lomba. Selain
itu, liburan yang masih diisi dengan ujian dan tugas besar juga menjadi kendala
sehingga diperlukan pengaturan waktu yang baik. Meski begitu, mereka
mendapatkan keuntungan dengan kasus yang diberikan. ”Studi kasus yang diberikan
lumayan komprehensif sehingga kami bisa mengerjakannya dengan enjoy dan
jelas,” tuturnya.
Tim Tebink berpesan kepada
mahasiswa lain yang sedang menggeluti lomba. ”Bangun pace kerja
dan pemahaman yang baik dengan teman-teman sekelompok karena itulah yang bisa
mempertahankan semangat kelompok untuk memberikan hasil yang maksimal,” ujar
Yesha.
Sementara itu, Reynard
mengatakan,”Untuk mengerjakan lomba studi kasus, pastikan untuk dapat memahami
kasus dengan baik dan memberikan solusi yang kreatif, berguna, dan mungkin
untuk direalisasikan atau feasible.” (Dda/Ril)
0 Komentar