Animalifenews.com - “Salah
satu tantangan dalam kelautan Indonesia adalah tekanan investasi versus
keberlanjutan ekologi,” tegas Dosen IPB University di Departemen Ilmu dan
Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Prof Neviaty Putri
Zamani dalam forum diskusi intelektual ‘Analisis Kritis atas Pemagaran Laut dan
Kuasa Ruang Negeri’ ini.
Guru Besar Kelautan IPB
University tersebut menyatakan bahwa praktik penguasaan atau pembatasan akses
ke wilayah laut menimbulkan sejumlah permasalahan.
![]() |
Foto.Diskusi Intelektual IPB tentang Pagar Laut-ipb.ac.id |
“Praktik penguasaan atau
pembatasan akses ke wilayah laut menimbulkan konflik terkait hak nelayan
tradisional, pelestarian lingkungan, dan klaim teritorial,” ujarnya dalam
diskusi Muslimah Agricultural Talks #3 bersama para aktivis perempuan lain,
terdiri dari dosen dan mahasiswa IPB University, beberapa waktu lalu.
Diskusi ini bertujuan
memberikan edukasi tentang gambaran utuh realitas pemagaran laut di Teluk
Jakarta. Para aktivis perempuan yang terlibat diharapkan mampu membaca fakta
secara jelas, juga membangun peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang
intelektual.
Menurutnya, wilayah yang
dipagari dikhawatirkan akan digunakan untuk reklamasi atau pembangunan yang
berpotensi merusak ekosistem pesisir.
Hal ini, kata dia, karena
pembangunan di Indonesia masih menitikberatkan pada investasi ekonomi tanpa
mempertimbangkan dampak ekologis.
“Pemagaran laut masih
menjadi isu besar di Indonesia sehingga diperlukan pengaturan kebijakan yang
memperhatikan keseimbangan antara ekonomi dan ekologi,” jelas Prof Nevi seperti
ditulis laman ipb.ac.id.
“Kebijakan dan penegakan hukum harus lebih kuat dan
inklusif,” tutupnya. (Dda/Ril)
0 Komentar