68 SEKOLAH DI KABUPATEN GARUT IKUTI PENILAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

Animalifenews.com, 6 Desember - Sebanyak 68 sekolah di Kabupaten Garut pada 2025 akan mengikuti penilaian Sekolah Adiwiyata. Sekolah-sekolah tersebut akan mendapatkan bimbingan teknis (bimtek) yang akan dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut bekerja sama dengan Yayasan Bakti Barito.


Foto.Sekolah Adiwiyata-lingkunganhidup.jogjakota.go.id


Bimtek pertama Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Garut tahun 2025 berlangsung di Hotel Cahaya Villa, Kabuaten Garut, Rabu (4/12/2024).

Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Muda Irvan Lukman Hakim menjelaskan, Bimtek ini dibagi menjadi dua gelombang untuk memastikan pelaksanaannya berjalan efektif.

"Kami bekerja sama dengan Yayasan Bakti Barito dan Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) Kabupaten Garut serta Provinsi Jawa Barat. Para peserta diharapkan aktif menggali informasi terkait pelaksanaan sekolah adiwiyata," katanya.

Bendahara Yayasan Bakti Barito Rinaldi Dwinata S menyampaikan, kolaborasi antara yayasannya dan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut sudah berlangsung sejak 2022. Hingga kini, tercatat sebanyak 56 alumni Sekolah Adiwiyata telah mereka bina.

"Sudah ada 68 untuk calon sekolah adiwiyata. Ini rekor terbanyak gitu ya sepanjang sejarah untuk Adiwiyata di Kabupaten Garut," ucapnya seperti ditulis laman jabarprov.go.id.

Ia menambahkan, Yayasan Bakti Barito juga menyediakan modul pembelajaran yang mencakup berbagai topik, seperti perubahan iklim, pengelolaan sampah, dan mitigasi bencana. Modul-modul tersebut disusun oleh guru-guru dari sekolah adiwiyata yang sebelumnya telah mendapatkan pendampingan.

"Dulu kan kita mendampingi sekolah Adiwiyata, nah ternyata bapak guru dari sekolah Adiwiyata ini kita bina lagi untuk membuat modul," ujarnya.

Selain itu, pihaknya bersama Universitas Indonesia telah melakukan riset terkait Gerakan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Riset tersebut menunjukkan bahwa GPBLHS memberikan dampak positif bagi pemahaman siswa tentang lingkungan dan perubahan iklim.

Rinaldi menyoroti rendahnya penerapan aksi nyata di lapangan, di mana siswa memiliki pemahaman yang baik tentang lingkungan, namun dalam praktiknya masih rendah.

"Pada saat penerapan yang kita uji nah itu nilainya cukup rendah. Jadi pekerjaan rumah kita bersama, Adiwiyata kita harus lebih banyak action-nya," katanya.

Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung terciptanya sekolah-sekolah yang lebih peduli dan berbudaya lingkungan, serta mendorong keberlanjutan program Adiwiyata di Kabupaten Garut. (Ril/Dda)

 

Posting Komentar

0 Komentar