Animalifenews.com – Catatan
akhir tahun 2024, Perubahan iklim telah menyebabkan orang-orang di seluruh
dunia menderita suhu udara panas berbahaya rata-rata 41 hari lebih lama dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Perubahan iklim ini disebabkan oleh manusia. Kondisi
tersebut diungkapkan oleh sekelompok ilmuwan yang juga mengatakan bahwa sepanjang
tahun perubahan iklim memperburuk sebagian besar cuaca dunia yang merusak.
Analisis dari peneliti World Weather Attribution dan Climate Central muncul di penghujung tahun yang memecahkan rekor iklim demi rekor iklim karena panas di seluruh dunia, membuat tahun 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah diukur dan serangkaian peristiwa cuaca fatal lainnya.
Tahun ini, seperti ditulis laman africanews.com, Bumi mengalami
beberapa hari terpanas yang pernah diukur dan musim panas terpanasnya, dengan
rekor panas selama 13 bulan yang hampir berakhir.
Untuk melakukan analisis
panasnya, tim ilmuwan sukarelawan internasional membandingkan suhu harian di
seluruh dunia pada 2024 dengan suhu yang diharapkan terjadi di dunia, tanpa
perubahan iklim. Hasilnya belum ditinjau sejawat, tetapi para peneliti
menggunakan metode yang ditinjau sejawat.
Foto.Pemanasan Global-cbc.ca |
Beberapa daerah mengalami 150 hari atau lebih, panas ekstrem akibat perubahan iklim.
Tahun ini menjadi peringatan
bahwa planet ini semakin mendekati batas pemanasan 1,5 derajat Celsius (2,7
derajat Fahrenheit) yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, dibandingkan dengan
rata-rata pra-industri, menurut para ilmuwan.
Para peneliti memeriksa secara saksama 29 peristiwa cuaca ekstrem tahun ini yang menewaskan sedikitnya 3.700 orang dan membuat jutaan orang mengungsi, dan menemukan bahwa 26 di antaranya memiliki kaitan yang jelas dengan perubahan iklim.
Pola cuaca El Niño, yang
secara alami menghangatkan Samudra Pasifik dan mengubah cuaca di seluruh dunia,
membuat sebagian dari cuaca ini lebih mungkin terjadi di awal tahun.
Namun para peneliti
mengatakan sebagian besar studi mereka menemukan bahwa perubahan iklim
memainkan peran yang lebih besar daripada fenomena itu dalam memicu peristiwa
tahun 2024. Perairan laut yang hangat dan udara yang lebih hangat memicu badai
yang lebih merusak, menurut para peneliti, sementara suhu menyebabkan banyak
hujan lebat yang memecahkan rekor.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada musim gugur, iklim ekstrem yang jauh lebih signifikan dapat terjadi tanpa adanya tindakan, karena lebih banyak karbon dioksida yang menghangatkan planet telah dilepaskan ke udara tahun ini akibat pembakaran bahan bakar fosil dibandingkan tahun lalu. (Dda)
0 Komentar