Animalifenews.com, 27 November – ‘’ Waspada potensi cuaca ekstrem”. Itu peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bagi masyarakat yang akan menikmati libur Natal dan Tahun Baru 2025.
Kepala BMKG Dwikorita
Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode
Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Foto.Kepala BMKG Dwikorita Karnawati-bmkg.go.id |
Kondisi tersebut, kata
dia, dipicu oleh sejumlah faktor. Diantaranya, fenomena La Nina yang
mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir tahun 2024
hingga setidaknya April 2025.
Selain itu, tambah Dwikorita, terdapat pula dinamika
atmosfer lain yang diprediksikan pada periode Nataru aktif bersamaan, seperti Madden-Julian
Oscillation (MJO) dan Cold Surge yang bergerak dari daratan Asia
(Siberia) menuju wilayah barat Indonesia yang juga berpotensi menambah
intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia.
"Untuk itu, kami mewanti-wanti masyarakat untuk
mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada bencana
hidrometeorologi di wilayah Indonesia seperti banjir, banjir bandang, dan tanah
longsor, khususnya pada periode Nataru 2024/2025," ungkap Dwikorita di
Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Himbauan ini, lanjut Dwikorita, juga ditujukan kepada
perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, dan nelayan mengingat fenomena cold
surge juga dapat memicu gelombang tinggi di laut sehingga membahayakan
keselamatan saat aktivitas pelayaran/penyeberangan serta penangkapan ikan.
"Peringatan dini ini disampaikan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan laut. Masyarakat bisa mengakses informasi cuaca 24 jam
penuh melalui aplikasi @infobmkg. Silahkan akses informasi dari platform
tersebut sebagai acuan dalam beraktivitas selama pekan Nataru. Disana juga
terdapat informasi gempabumi dan lain sebagainya," imbuhnya.
Sementara itu, Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena
menerangkan bahwa hingga pertengahan November 2024 (Dasarian I-II), indeks ENSO
(gangguan iklim dari Samudra Pasifik) menunjukkan kecenderungan La Nina lemah,
sementara indeks Indian Ocean Dipole (IOD) (gangguan iklim dari Samudra Hindia)
menunjukkan nilai IOD negatif menuju netral.
Adapun untuk dinamika perairan Indonesia secara umum,
lanjut dia, menunjukkan kondisi suhu muka laut yang lebih hangat daripada
normalnya. Berdasar pada keseluruhan hasil monitoring tersebut, dapat
disimpulkan terdapat potensi gangguan iklim basah untuk wilayah Indonesia
secara umum hingga awal 2025.
"Secara umum Puncak Musim Hujan 2024/2025
diprediksi terjadi pada Bulan November 2024 hingga Februari 2025. Wilayah yang
diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada November - Desember 2024 antara
lain sebagian Sumatera, pesisir selatan Pulau Jawa, dan Kalimantan, sedangkan
wilayah yang diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada periode Bulan
Januari - Februari 2025 yaitu wilayah Lampung, Jawa bagian utara, sebagian
kecil dari Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Papua," papar Ardhasena.
Bibit Siklon Tropis
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan
saat ini terdapat bibit siklon tropis 96S di Samudra Hindia sebelah barat daya
Bengkulu dan Bibit Siklon Tropis 99B yang terpantau di Samudra Hindia sebelah
barat Aceh. Kedua bibit siklon tropis tersebut memberikan dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap cuaca dan perairan di wilayah Indonesia
bagian barat.
Selain itu ada beberapa
fenomena lainnya yang sedang aktif yaitu MJO, Gelombang Rossby dan Kelvin,
sehingga dalam beberapa pekan ke depan masyarakat perlu meningkatkan
kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan
lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
"Hujan sedang
hingga lebat diprediksi terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu,
kepada pemerintah daerah diharapkan meningkatkan kesiap-siagaan dengan mengecek
kembali sarana dan prasarana kebencanaan yang dimiliki serta melakukan langkah
antisipasi yang lebih komprehensif agar potensi bahaya bencana bisa
diminimalkan," pungkasnya. (ril/Dda)
0 Komentar