KONFLIK DENGAN MANUSIA, ULAR PYTON, HARIMAU, ORANG UTAN, DAN BEKANTAN DISELAMATKAN BKSDA

Animalifenews.com – Hewan liar endemik Indonesia makin terancam punah akibat sering terjadi konflik dengan manusia. Oleh karena itu, sejak 11 – 17 November 2024, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) seluruh Indonesia terus bekerja keras, menyelamatkan mereka saat mulai konflik. Hewan yang berhasil diselamatkan tersebut adalah dua ular pyton sepanjang delapan meter, masing-masing seekor harimau Sumatera, orang utan, dan bekantan.     

Foto.Ular Pyton diselamatkan Damkar-kendariinfo.com   


Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Kendari seperti ditulis laman rri.co.id, berhasil mengaman dua ekor ular pyton dan menyerahkannya kepada BKSDA Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kota Kendari Satriyawan Abu Yasid melalui kepala seksi operasional penyelamatan Damkar Kota Kendari, Agus, mengatakan penyerahan ular pyton ini agar dapat langsung ditangani BKSDA Sultra, sehingga dapat kembali kehabitatnya.

“Ular yang kami telah amankan ini dapat dirawat langsung Instansi terkait dan dapat direhabilitasi serta kembali dilepaskan ke alam bebas jauh dari manusia,” tutur Agus, Kamis (14/11/2024).

Sebelumnya ular pyton dengan panjangnya lima meter ini dievakuasi di Jalan Sawerigading, lorong. Dolog, Kelurahan Wawombalata, Kecamatan Mandonga, Minggu, 28/04/2024, Sedangkan ular berukuran delapan meter di evakuasi di Kelurahan Labibia, pada Jumat, (8/11/2024).

Harimau Terkam Anjing

Sementara di Kabupaten Solok, seperti dilaporkan laman Antaranews.com, BKSDA Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengevakuasi seekor harimau Sumatera berjenis kelamin betina yang masuk perangkap di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang.

"Perangkap ini dipasang sekitar dua minggu lalu karena permintaan warga," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Sijunjung, BKSDA Sumbar, Mecky Aditya Eka Putra di Kabupaten Solok, Kamis (14/11/2024).

Ia mengatakan harimau Sumatera tersebut diketahui warga masuk ke dalam perangkap atau box strap pada Kamis pagi. Setelah dibius, petugas langsung memindahkan satwa dilindungi itu ke Taman Margasatwa Budaya Kinantan (TMSBK), atau Kebun Binatang di Kota Bukittinggi.

Evakuasi satwa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya itu setelah pemasangan perangkap box strap akhir Oktober 2024.

Pemasangan perangkap ini dilatarbelakangi beberapa konflik harimau dengan lingkungan setempat yang menerkam dua hingga tiga ekor anjing milik warga di Nagari Batang Barus.

Orang Utan Luka Parah

Dari Ketapang, BKSDA Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang bersama Balai Taman Nasional Gunung Palung dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) melepaskan satu individu orang utan (pongo pygmaeus) bernama Marisa Kembali ke habitatnya.

Pelepasan dilakukan di Bukit Daun Sandar, RPTN II Sempurna, Taman Nasional Gunung Palung, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kamis (14/11/2024).

Foto.Orang Utan Marissa-Dok. YIARI 

Orang utan betina berusia 6 tahun ini, ditulis laman jurnalis.co.id, diselamatkan dari konflik manusia-orang utan oleh tim gabungan Wildlife Rescue Unit BKSDA Kalimantan Barat, Balai Tanagupa dan YIARI, di kebun milik warga di Desa Riam Berasap, Sukadana, KKU, Juli 2024.

Marisa diselamatkan setelah induknya ditemukan mati di kebun warga. Berdasarkan hasil nekropsi tim medis YIARI, kematian induknya diduga akibat infeksi akibat luka di punggungnya.

Sementara itu, Marisa juga ditemukan luka parah di kaki kanannya. Luka ini diduga disebabkan oleh senjata tajam. Melihat kondisi tersebut, BKSDA memutuskan untuk menitip-rawatkan anak orang utan ini ke Pusat Penyelamatan Orangutan YIARI di Desa Sungai Awan Kiri, Muara Pawan.

Setelah empat bulan menjalani perawatan intensif di bawah pengawasan tim medis dan perawat satwa di pusat rehabilitasi orangutan YIARI, Marisa pulih dan siap untuk dikembalikan ke habitat aslinya yang lebih aman. Koordinator tim medis YIARI, Fina Fadiah menegaskan, luka Marisa sudah sembuh dan dia bisa segera dikembalikan ke habitatnya.

Ketua Umum YIARI, Silverius Oscar Unggul, mengapresiasi kolaborasi yang terjalin antara pemerintah, LSM, dan masyarakat dalam upaya pelestarian orang utan dan habitatnya. Silverius menekankan pentingnya peran bersama dalam menjaga keberlanjutan ini.

Bekantan

Kolaborasi penyelamatan hewan liar endemik juga terjadi di Kalimantan Selatan, Anggota Damkar dari Dinas Satpol PP dan Damkar HSU mengamankan seekor bekantan di Desa Rantau Karau Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Kabid Linmas dan Damkar HSU Barkat Syahrul Kalam mengatakan saat penangkapan cukup menegangkan, awalnya bekantan itu terlihat sedang berenang di sungai lalu warga melaporkan ke anggota Damkar.  (Dda) 

 

 

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Efek dari perluasan wilayah bagi manusia yg kurang memperhatikan keseimbangan kehidupan hewan liar

    BalasHapus