SEMBILAN MONYET KOLEKSI KEBUN BINATANG HONGKONG MATI KARENA INFEKSI

Pihak berwenang mengungkapkan bahwa delapan monyet, termasuk tiga monyet tamarin bertopi kapas yang terancam punah, mati pada hari Minggu. Seekor monyet saki berwajah putih lainnya mati pada hari Senin sementara seekor monyet De Brazza diisolasi karena menunjukkan nafsu makan dan perilaku yang tidak normal.

Foto.Monyet Koleksi Kebun Binantang Hongkong-hongkongfp.com 


Animalifenews.com - Sembilan monyet yang mati di Kebun Binatang dan Kebun Raya Hong Kong ditemukan telah terjangkit melioidosis, kata pemerintah. Penyakit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan, meskipun insiden tersebut diyakini sebagai infeksi yang terisolasi di dalam kebun binatang.

Sekretaris Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Kevin Yeung mengatakan pada Jumat malam pekan lalu bahwa monyet-monyet tersebut dinyatakan positif terjangkit melioidosis, setelah dilakukan nekropsi dan diagnosis toksikologi.

“Dalam keadaan normal, infeksi melioidosis ditularkan melalui kontak dengan tanah dan air permukaan yang terkontaminasi, tetapi tidak dari orang ke orang atau dari hewan ke orang,” kata Yeung dalam konferensi pers yang ditulis laman hongkongfp.com.

Yeung mengatakan, para ahli menduga infeksi tersebut disebabkan oleh pekerjaan penggalian tanah di kebun pada awal Oktober, di mana staf yang merawat monyet-monyet tersebut mungkin secara tidak sengaja membawa tanah yang terkontaminasi ke kandang primata dengan sepatu mereka.

Penyakit tersebut juga dapat ditularkan di antara monyet-monyet tersebut, katanya.

Yeung menambahkan bahwa masa inkubasi untuk infeksi melioidosis adalah sekitar seminggu, yang sesuai dengan periode antara kematian monyet-monyet tersebut dan pekerjaan penggalian tanah.

Pihak berwenang mengungkapkan bahwa delapan monyet, termasuk tiga monyet tamarin bertopi kapas yang terancam punah, mati pada pekan lalu. Seekor monyet saki berwajah putih lainnya mati pada hari Senin minggu lalu, sementara seekor monyet De Brazza diisolasi karena menunjukkan nafsu makan dan perilaku yang tidak normal.

Umum di Asia

Thomas Sit, asisten direktur inspeksi dan karantina di Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi, mengatakan kemungkinan infeksi virus, seperti virus Influenza A, Mpox, dan Covid-19, diuji dan hasilnya negatif. Petugas laboratorium pemerintah juga tidak dapat menemukan pestisida atau racun tikus pada monyet-monyet tersebut.

Namun, otopsi monyet berwajah putih yang mati menemukan kadar Burkholderia pseudomallei yang tinggi, bakteri penyebab melioidosis, kata Sit, seraya menambahkan bahwa otopsi delapan hewan lainnya menunjukkan infeksi yang sama.

Pihak berwenang menyimpulkan bahwa monyet-monyet itu mati karena sepsis yang disebabkan oleh infeksi tersebut, katanya seperti ditulis laman hongkongfp.com.

Sit menambahkan bahwa bakteri tersebut umum di Asia dan Pasifik, tempat bakteri tersebut biasanya hidup di tanah dan air.

Hewan-hewan yang tinggal di kebun binatang di negara lain pernah menderita kasus dan ada juga kasus-kasus individual di Hong Kong sebelumnya, kata Sit.

Insiden 'terisolasi'

Edwin Tsui, pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan Departemen Kesehatan, mengatakan 17 sampel yang dikumpulkan dari monyet-monyet itu dinyatakan positif melioidosis.

Sepuluh sampel makanan dan sembilan sampel air dinyatakan negatif, sementara 25 sampel tanah yang dikumpulkan di kandang juga negatif, kata Tsui. Namun, Departemen Kesehatan sedang melakukan pengujian inokulasi dan perlu waktu beberapa hari sebelum hasilnya keluar, tambahnya.

Tsui juga mengatakan staf di kebun binatang dalam keadaan sehat.

“Peristiwa ini merupakan infeksi terisolasi yang terjadi di kebun binatang perorangan. Kami yakin hal ini akan berdampak kecil pada penduduk dan orang-orang tidak perlu terlalu khawatir,” katanya dalam bahasa Kanton.

Tsui menambahkan bahwa dokter di kota tersebut diwajibkan oleh peraturan untuk memberi tahu pihak berwenang tentang infeksi melioidosis apa pun.

Departemen Kesehatan mencatat 19 kasus infeksi melioidosis pada manusia tahun ini, dibandingkan dengan 17 kasus tahun lalu, kata Tsui, seraya menambahkan bahwa angka tersebut tidak menunjukkan tren peningkatan.

Namun, ia memperingatkan bahwa melioidosis merupakan penyakit endemik di Hong Kong dan penduduk harus mengenakan alat pelindung saat bersentuhan dengan tanah dan air yang terkontaminasi.

Ketika ditanya tentang kondisi monyet De Brazza yang sedang dipantau, Yeung mengatakan kondisinya stabil tetapi masih terpisah dari hewan lain.

Ia mengatakan bahwa kebun binatang telah menutup bagian mamalia dan melakukan disinfeksi menyeluruh terhadap kandang hewan.

Kebun Binatang dan Kebun Raya Hong Kong merupakan rumah bagi sekitar 158 burung, 93 mamalia, dan 21 reptil, yang tinggal di sekitar 40 kandang, menurut situs web tersebut. (DDA) 

Posting Komentar

0 Komentar