Animalifenews.com - Perubahan
iklim mengubah hutan hujan tropis yang lembap di Amazon bagian barat menjadi
ekosistem yang hampir 30 kali lebih rentan terhadap kebakaran. Kondisi tersebut
terungkap dalam laporan State of Wildfires 2023-2024 yang ditulis Shanna
Hanbury dalam laman news.mangobay.com.
Studi tersebut menunjukkan bahwa antara Maret 2023 - Februari 2024, meningkatnya suhu, berkurangnya curah hujan, udara lebih kering, dan hutan yang kurang tangguh membuat kawasan tersebut menghadapi risiko kebakaran jauh lebih besar daripada yang akan dialami hutan secara alami.
Foto.Kebakaran Hutan-cdn.britannica.com |
Para peneliti menemukan bahwa Amazon bagian barat, termasuk wilayah di negara bagian Amazonas di Brasil, Loreto di Peru, serta La Paz dan Beni di Bolivia, kini 20 hingga 28,5 kali lebih rentan terhadap kebakaran, dibandingkan dengan skenario tanpa perubahan iklim. Sebagai perbandingan, dampak perubahan iklim terhadap risiko kebakaran di hutan Boreal Kanada membakar area hampir seluas Irlandia pada 2023, meningkat tiga kali lipat.
"Kami melihat angka
yang sangat besar, dan itu mengejutkan, tetapi kami telah melihat kekeringan
yang signifikan di Cekungan Amazon," kata penulis utama Matthew Jones
kepada Mongabay melalui telepon. Meskipun perubahan iklim mungkin telah
menjadi pemicu kebakaran tahun lalu, imbuhnya, aktivitas manusia, seperti kriminalitas
pembakaran berskala besar untuk pembukaan lahan dan penggunaan api tradisional
yang menyebar ke hamparan hutan lebih luas, yang memicu api.
Meskipun terjadi penurunan
deforestasi sebesar 22% di Amazon Brasil sejak Presiden Luiz Inácio Lula da
Silva berkuasa pada Januari 2023, wilayah tersebut masih menderita gelombang
kebakaran hutan yang melanda sebagian besar hutan.
Kekeringan Amazon tahun 2023
yang dipicu El Niño merupakan salah satu yang terparah dalam sejarah terkini,
yang menyebabkan permukaan air di sungai-sungai seperti Solimões, Negro, dan
Madeira turun ke titik terendah dalam lebih dari 120 tahun.
Kebakaran hutan primer di seluruh Amazon Brasil melonjak hingga 152% pada
tahun 2023. Negara bagian Amazonas, yang memiliki hutan primer terluas yang
dilestarikan di Cekungan Amazon, mengalami rekor 3.181 kebakaran pada Oktober
2023. Peru dan Bolivia juga mencatat rekor kebakaran hutan baru.
Tanpa pengurangan emisi gas rumah kaca yang signifikan, kata Jones, risiko kebakaran di wilayah tersebut akan terus meningkat, seiring dengan peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan. “Namun dalam beberapa realitas yang sangat menjanjikan dan potensial, jika kita memenuhi komitmen Perjanjian Paris, kita dapat meminimalkan perubahan apa pun di masa mendatang dan menjaga risiko mendekati level saat ini.” (DDA)
0 Komentar