KONFLIK MANUSIA – HEWAN LIAR MAKIN MENGUATIRKAN, PEMERINTAH INDIA AKAN GUNAKAN TEKNOLOGI AI

Animalifenews.com - Konflik antara manusia dan hewan liat seperti harimau di India sudah sangat memprihatinkan. Di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Sumatera, permasalahan ini juga sudah masuk dalam pembahasan di lembaga legislatif daerah. Di India, Menteri Kehutanan Maharashtra Sudhir Mungantiwar, pada Selasa, (26/9/24) meminta Departemen Kehutanan untuk menggunakan opsi mitigasi berbasis Kecerdasan Buatan (AI) untuk mengurangi konflik manusia-hewan liar di Taluka atau Kecamatan Ramtek dan Parseoni.

Dalam satu tahun terakhir, di kedua taluka tersebut banyak terjadi insiden konflik manusia-hewan liar yang mengakibatkan banyak nyawa manusia melayang. Dalam insiden baru-baru ini, seekor harimau betina membunuh seorang perempuan yang bekerja di ladang pertanian di desa Jhinjeria di wilayah Deolapar, Cagar Alam Harimau Pench (PTR).

Foto.Harimau-wildfor.life


Seperti ditulis laman berita India thehitavada.com, dalam insiden terpisah, harimau lain menyerang seorang pria di taluka Parseoni. Korban beruntung selamat dengan beberapa luka.Karena seringnya serangan terhadap manusia, penduduk desa panik di kedua taluka tersebut.

Setelah kematian seorang wanita desa, penduduk desa yang marah menyerang tim kehutanan. Selain itu, para agitator yang kesal merusak banyak kendaraan kehutanan. Sejak insiden tersebut, desa Deolapar terus tegang dengan banyaknya penduduk desa yang berunjuk rasa.

Menyadari sentimen penduduk desa dan keseriusan insiden tersebut, mengutip laman berita thehitavada.com, Menteri Kehutanan Mungantiwar, selama kunjungannya ke Nagpur pada hari Selasa, mengarahkan pejabat kehutanan untuk menggunakan teknologi guna mengurangi konflik manusia-hewan di negara bagian tersebut.

Mungantiwar juga meminta pejabat kehutanan untuk memastikan pagar rantai di sekitar desa-desa yang terletak sangat dekat dengan kawasan hutan guna mengurangi insiden hewan liar yang berkeliaran di dekat habitat manusia dan lahan pertanian.

Awalnya, Menteri Kehutanan menyarankan departemen terkait termasuk Kehutanan, Pendapatan, Suku, dan Kepolisian untuk menerapkan pagar di satu desa. Ia juga menyarankan untuk memindahkan kelebihan harimau dari Pench ke tempat lain jika departemen menemukan kucing besar yang menimbulkan masalah bagi penduduk desa.

Ia juga memberikan izin untuk menangkap harimau yang berulang kali membunuh penduduk desa di talukas Ramtek dan Parsheoni. Ia juga mengarahkan untuk mengirim harimau tersebut ke Pusat Penyelamatan Gorewada.

Menteri kehutanan juga meminta departemen kehutanan untuk membentuk tim respons pertama di tingkat desa dengan bantuan penduduk desa yang masih muda yang dapat membantu penduduk desa dalam situasi konflik manusia-hewan liar seperti itu. Departemen kehutanan akan menyediakan tongkat kejut, obor, dan peralatan penting lainnya kepada pemuda tersebut untuk menghindari konflik manusia-hewan di wilayah tersebut.

Saat berbicara tentang adopsi AI, Mungantiwar mengatakan, “Departemen kehutanan harus berpikir tentang pemanfaatan AI sebagai sistem peringatan dini bagi penduduk desa pada situasi hewan liar yang berkeliaran di dekat hutan.

“Departemen harus mememinta bantuan keahlian Angkatan Darat dan Departemen Kepolisian India untuk adopsi teknologi tersebut,” ujarnya. (DDA)

Posting Komentar

0 Komentar