Malaysia telah berjanji untuk menghentikan perkebunan kelapa sawit baru di kawasan hutan untuk mendukung keberlanjutan dan mempertahankan tutupan hutan saat ini sebesar 54%. Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Seri Johari Abdul Ghani mengatakan hal tersebut pada akhir pekan lalu.
Dia mengatakan buah sawit
yang dipanen dari kawasan gundul akan dilarang masuk ke pabrik kelapa sawit. Pabrik yang menerima buah-buahan tersebut akan
dilarang mengekspor atau menjual produk mereka. Saya yakin kita memiliki cukup
banyak perkebunan kelapa sawit.
Foto.Kebun Sawit-betahita.com |
“Kami ingin mempertahankan tutupan hutan sebesar 54% untuk meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati termasuk menjaga orangutan,” ujarnya saat acara Hari Orangutan Sedunia 2024 di sini, Minggu (18/8), seperti ditulis situs thestar.com.
Ia mengatakan, kebijakan ini telah disampaikan kepada
pelaku industri melalui berbagai keterlibatan.
Johari juga menekankan perlunya Malaysia memastikan
seluruh ekspor minyak sawit memenuhi standar keberlanjutan untuk membuktikan
komitmen negara tersebut. Ia mengatakan Sabah sendiri memiliki 1,5 juta hektar
perkebunan kelapa sawit.
Meskipun demikian, industri kelapa sawit menghadapi
kritik dan propaganda negatif dari beberapa negara Barat mengenai
keberlanjutannya, katanya.
“Pemerintah berkomitmen untuk mengatasi klaim palsu
ini. Kami mewajibkan sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia bagi semua
produsen, termasuk perkebunan dan petani kecil,” tambahnya.
Dengan lebih dari 80% produksi minyak sawit Malaysia
ditujukan untuk ekspor, sertifikasi ini sangat penting untuk menjamin
keberlanjutan dan kualitas produk kepada pembeli.
Johari menyoroti bahwa sektor minyak sawit memberikan
kontribusi signifikan terhadap perekonomian Malaysia, mewakili 3% PDB,
menghasilkan pendapatan ekspor lebih dari RM100 miliar dan menyediakan sekitar
satu juta lapangan kerja. (DDA)
0 Komentar