Taman Nasional Komodo, situs Warisan Dunia UNESCO dan rumah ikonik bagi Komodo akan mengalami perubahan signifikan. Oleh karena itu, rencananya akan dilakukan penutupan sementara atau sebagian dari taman ini terhadap kegiatan wisata pada pertengahan 2025. Keputusan ini didorong oleh komitmen terhadap konservasi dan keberlanjutan jangka panjang, sekaligus menawarkan kesempatan unik bagi para pelancong yang mencari cara alternatif untuk menjelajahi keajaiban alam yang luar biasa ini.
Penutupan taman ini berasal dari
kebutuhan mendesak untuk pemulihan lingkungan. Bertahun-tahun aktivitas wisata yang intens
telah memberikan tekanan pada ekosistem yang rapuh. Penutupan ini bertujuan
untuk memberikan kesempatan bagi sumber daya alam taman dan yang terpenting,
populasi Komodo dapat pulih. Pendekatan
proaktif ini memastikan kelangsungan taman dalam jangka panjang sebagai habitat
bagi makhluk-makhluk menarik ini dan banyak spesies lainnya.
Foto.Komodo-honoluluzoo.com |
Hendrikus Rani Siga, Kepala Balai Taman Nasional
Komodo (BTNK), menekankan bahwa rencana penutupan saat ini masih dalam
pembahasan informal. "Konsepnya adalah jika kami menutup taman selama
sehari, diharapkan para wisatawan akan mengeksplorasi atraksi di luar Komodo
National Park. Ini bisa mendorong mereka untuk memperpanjang masa tinggal
mereka di Labuan Bajo," jelasnya di Labuan Bajo pada 15 Juli 2024.
Pada hari-hari penutupan, paket
wisata akan dirancang untuk fokus pada atraksi di luar taman. Ia mengharapkan
pengelolaan dan organisasi yang lebih baik dari destinasi alternatif ini untuk
meningkatkan pengalaman wisatawan.
Pusat Studi Pariwisata
Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan dukungan BPOLBF, seperti ditulis situs yachtsourching.com
dan detik.com saat ini sedang melakukan studi untuk menentukan kapasitas
tampung KNP. Penelitian ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan taman
dalam jangka panjang, terutama mengingat peningkatan signifikan dalam jumlah
kedatangan wisatawan.
Pada tahun 2023, Taman Nasional
Komodo menerima 300.488 pengunjung, meningkat pesat dibandingkan 170.354
pengunjung pada tahun sebelumnya.
Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif,
dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat (Disparekrafbud) mendukung sepenuhnya
diskusi mengenai penutupan sementara demi konservasi dan keberlanjutan jangka
panjang.
“Penutupan sementara juga dapat
memberikan dampak positif dengan mendorong wisatawan untuk mengeksplorasi
destinasi di luar KNP, mendorong distribusi pengunjung yang lebih seimbang dan
memberikan manfaat bagi desa-desa lokal,” kata Stefan Jemsifori, Kepala
Disparekrafbud, di Labuan Bajo.
Taman Nasional Komodo, yang
mencakup 173.300 hektar daratan dan lautan, memiliki lima pulau utama: Pulau
Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili Motang, dan Nusa Kode, serta banyak
pulau-pulau kecil lainnya. Taman nasional yang berharga ini adalah rumah bagi
berbagai satwa liar, termasuk naga Komodo yang ikonik. (AMD)
0 Komentar