Animalifenews.com, 23 Nov 24 – Pemerintah Indonesia harus lebih serius menangani polusi udara, khususnya di Jakarta dan kawasan Perkotaan lainnya. Kejadian seperti di Delhi Ibu Kota India, jangan sampai terjadi di sini. Pada pekan ini, polusi udara di Delhi, telah melonjak ke tingkat sangat parah, mencekik pernafasan penduduk dan menyelimuti kota itu dalam kabut asap tebal.
Alat pemantau pada Selasa (19/11) mencatat tingkat polusi 1.500 pada Indeks
Kualitas Udara (AQI) pada pukul 15:00 IST (09:30 BST), menurut perusahaan
teknologi IQAir - 15 kali lipat dari tingkat yang dianggap memuaskan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk bernapas.
Foto.Polusi Udara di Delhi-bbc.com-Reuters |
Udara beracun telah mengganggu layanan penerbangan dan telah mendorong
pihak berwenang untuk menutup sekolah dan melarang pekerjaan konstruksi di kota
itu.
Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Lahore,
di negara tetangga Pakistan, juga mencatat tingkat polusi di atas 1.000.
Foto. Polusi Udara di Delhi-bbc.com-EPA |
Dalam laman beritanya bbc.com menulis, para
ahli memperingatkan bahwa situasi dapat memburuk di Delhi dalam beberapa hari
mendatang. Mereka mengatakan tindakan lebih serius diperlukan untuk memerangi masalah polusi kota
itu.
Menurut WHO, udara dengan nilai AQI di atas 300
dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Otoritas pengendalian polusi India telah
mengklasifikasikan udara di Delhi sebagai "plus parah", setelah kota
itu melewati 450 menurut pengukurannya pada Senin (18/11) pagi.
Selain menutup sekolah dan melarang pekerjaan
konstruksi, kota itu juga melarang masuknya truk yang tidak penting ke Delhi
dan telah meminta semua kantor untuk melaksanakan work form home bagi 50%
pekerjanya.
Minggu lalu, pemerintah melarang semua kegiatan yang
melibatkan penggunaan batu bara dan kayu bakar, serta penggunaan generator
diesel untuk layanan non-darurat.
Setiap tahun, Delhi, negara bagian utara India, dan
sebagian Pakistan berjuang melawan udara berbahaya selama bulan-bulan di musim
dingin Oktober hingga Januari karena suhu yang anjlok, asap, debu, kecepatan
angin rendah, emisi kendaraan, dan pembakaran tunggul tanaman.
Dan setiap tahun, pemerintah memberlakukan tindakan
pengendalian polusi selama bulan ini. Namun, masalah polusi Delhi belum hilang.
Partai Saling Tuding
Pada hari Senin, bbc.com menulis, terkait
masalah polusi, partai politik (Parpol) saling tuding. Kepala Menteri Delhi
Atishi mengatakan bahwa seluruh India utara mengalami "darurat medis"
karena pembakaran jerami terus berlanjut tanpa terkendali di seluruh negeri,
khususnya di negara bagian tetangga Haryana, Uttar Pradesh, dan Bihar.
Ia menuduh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang
berkuasa tidak mengambil langkah-langkah untuk mengekang praktik tersebut,
meskipun masalah ini semakin parah selama lima tahun terakhir.
Sebaliknya BJP menyalahkan Partai Aam Aadmi (AAP)
yang berkuasa di Delhi karena tidak mampu mengendalikan polusi di kota
tersebut.
Sementara itu, penduduk Delhi terus terengah-engah
untuk mendapatkan udara.
"Bangun tidur dengan tenggorokan gatal dan nyeri,
bahkan dua pembersih udara tidak membuat AQI dapat bernapas di dalam ruangan.
Anak-anak menghirup kamar gas," tulis seorang pengguna di X (sebelumnya
Twitter).
Pengguna lain menyerukan "unjuk rasa massa damai di jalan".
"Udara yang kita hirup sangat beracun," tulisnya. (Dda)
0 Komentar